“Aku berpikir selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Sembilan puluh sembilan kali, kesimpulan yang kubuat salah. Yang keseratus kali aku benar.” (Albert Einstein)
Wow…. Orang sekaliber Einsten saja ternyata pernah salah dan gagal, jadi sudah sewajarnya jika kita manusia biasa mengalami kesalahan atau kegagalan. Tapi menerima suatu kegagalan itu sulit ya…. Bagaimana caranya supaya hati dan pikiran kita mau menerima kegagalan, setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri yang apat digolongkan menjadi 3 golongan. Sebagian kecil orang menjadikan kegagalan itu menjadi suatu dorongan untuk terus berusaha. Sebagian lainnya, tidak bisa menerima kegagalan. Dan yang terakhir adalah orang membesarkan hatinya bahwa kegagalannya adalah suatu hal yang lumrah, karena kemampuannya yang terbatas. Termasuk yang manakah kita? Seandainya termasuk golongan yang pertama, bersyukurlah bahwa kita satu golongan dengan Einstein. Golongan yang kedua? Waspadalah, karena kita tidak bisa menerima suatu hal di luar keinginan kita. Hal ini bisa membahayakan bagi diri kita sendiri. Atau golongan terakhir, yang memiliki anggota yang paling banyak? Golongan ini menarik, karena berada di antara 2 golongan yang lainnya. Menerima kegagalan, tapi tidak meneruskan usaha untuk mewujudkan impian semula. Tapi, tidak bisakah kita melampui batas kemampuan kita? Tidak bisakah kita terus berusaha untuk yang keseratus kali? Tetapi, pada kenyataannya kesempatan itu tidak seratus kali jumlahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar