Rabu, 18 Juni 2008

A Man and An Apple Tree


Hari ini entah kenapa, idoen teringat sebuah cerita yang pernah idoen baca di sebuah majalah. Judulnya lupa, kalo gak salah “A Man & The Apple Tree” tapi ceritanya gini …..

Ada seorang anak laki-laki kecil yang di pekarangan rumahnya tumbuh sebatang pohon apel yang besar. Anak kecil itu setiap hari bermain di bawahnya, berlari mengelilinginya, tertawa melihat burung yang bertengger di dahannya dan seringkali tertidur di bawah rindangnya dedaunan ketika hari panas menyengat.

Tahun bergulir, anak laki-laki itu tumbuh dewasa dan pergi meninggalkan rumahnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Tetapi, ternyata yang dia dapatkan malah kesengsaraan. Dengan tertatih-tatih dia pulang dan mengadu kepada pohon apel bahwa perutnya sakit. Dia sudah tidak makan 3 hari. Pohon apel menggoyangkan batangnya dan menjatuhkan semua buahnya. Sang pemuda menangis sambil memakannya. Sisa buahnya dia kantongi untuk perbekalan dan pergi ke kota impian.

Perjalanannya kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya, dia berhasil mendapatkan pekerjaan untuk hidup dan jatuh cinta kepada seorang gadis. Dia melamarnya, dan gadis itu bersedia. Dia senang mendengarnya, tetapi resah mengiringi. Dia cemas karena dia tidak punya tempat berteduh untuk dibagi dengan kekasihnya. Dia pulang dan mengadu kepada pohon apel, menceritakan kegundahan hatinya. Pohon apel dengan tersenyum bijak, tumbang. Dia menyerahkan batangnya untuk dijadikan tempat berteduh bagi si pemuda. Bibir pemuda berkali-kali mengucap terima-kasih. Sambil melangkah riang dia pulang ke kota sambil membawa batang kayu.

Tahun berjalan dengan cepat. Pokok pohon apel sudah melapuk dan ditumbuhi semak belukar. Seorang lelaki renta datang menghampiri. Dia memandang pokok kayu tersebut, sendu. Pokok kayu tersebut menyunggingkan senyumnya. Dengan suara lembut dia berucap, “Ceritakan kehidupanmu”. Lelaki tua tersebut terduduk di hadapan pokok kayu. Sambil berbisik dia menceritakan kehidupannya. Kadang sambil tertawa, tapi tak jarang sambil menangis.

Setelah selesai bercerita, lelaki tua dan pokok kayu pohon apel terdiam. Kemudian lelaki tua tersebut bersandar pada pokok kayu. Pokok kayu berbisik, “Kau sudah lelah, istirahatlah”. Lelaki tua tersebut memejamkan matanya, dan semakin dalam bersandar. Istirahat untuk selama-lamanya.

Idoen baca cerita ini mungkin udah 7 taon yang lalu pas di SMP. Tapi cerita ini berkesan banget buat idoen. Ampe sekarang klo inget cerita ini tetap bikin terharu. Bagi idoen, pohon apel itu adalah orang tua kita dan si pemuda adalah gambaran diri kita. Sebanyak apapun yang kita minta kepada mereka, dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk memenuhinya. Walaupun ribuan ucapan terima-kasih kita ucapin, tidak akan pernah cukup!

Tidak ada komentar: